TINGKATKAN KAPASITAS PETANI HORTIKULTURA DI KARIMUN, HKTI GANDENG BSIP KEPRI JADI NARASUMBER
Karimun - Pada gelar pelatihan peningkatan kapasitas petani komoditas holtikultura di Kabupaten Karimun yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau bersama Himpunan Kerukutan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Kepulauan Riau (03/01/2024), BSIP Kepri hadir selaku narasumber bersama Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Karimun.
Kegiatan yang dilaksanakan di Restoran Pondok Dang Merdu, Kelurahan Pamak, Karimun, menghadirkan 140 petani yang tergabung dalam HKTI Kabupaten Karimun sebagai peserta. Kegiatan ini dibuka resmi oleh Ketua DPC HKTI Kabupaten Karimun, M. Yusuf Sirat, dan dihadiri Forkopimda Kabupaten Karimun. Menurut Yusuf, kegiatan ini merupakan bentuk perhatian dari Gubernur Kepri yang bersinergi dengan HKTI Provinsi Kepri dalam meningkatkan kapasitas petani holtikultura se-Provinsi Kepri. Beliau juga berharap agar kegiatan ini tidak dijadikan sebagai acara seremonial belaka, namun harus bisa memberi pemahaman kepada para petani Kabupaten Karimun kedepannya. Oleh karena tak segan-segan HKTI menggandeng BSIP Kepri dari Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Karimun untuk menambah wawasan petani hortikultura di Kabupaten Karimun.
Dalam bingkaian Standardisasi Sistem Budidaya Komoditas Hortikultura, Pengawas Mutu Pakan BSIP Kepri, Zulfawilman S.Pt. menyampaikan Peraturan Menteri Pertananian RI Nomor 22 Tahun 2021 tentang Praktik Hortikultura yang Baik. Dengan fokus mendiseminasikan Standar Budidaya Nenas sebagai komoditas unggulan hortikultura Kabupaten Karimun Zulfawilman memaparkan materi sekaligus mengisi sesi diskusi siang itu.
Pada praktiknya, penerapan standar budidaya untuk mendapatkan SNI Nenas yang diharapkan sudah saatnya dilakukan. Peningkatan daya saing melalui sistem standardisasi akan meningkatkan mutu dan kualitas produk sehingga mampu melanjutkan ekspor yang pernah dilakukan sebelumnya. “BSIP Kepri akan hadir melakukan pendampingan penerapan standardisasi sesuai tugas dan fungsi lembaga. Dukungan kami dalam upaya peningkatan daya saing produk agar berkualitas ekspor akan menjadi target kedepannya.”, ujar Zulfa menutup diskusi.
Harapannya pelatihan peningkatan kapasitas petani serupa dilakukan secara kontinyu. Peningkatan penerapan standardisasi instrumen pertanian harus terus dilakukan untuk mendapatkan hasil produksi yang berkualitas dan berdaya saing. Kerjasama antar stakeholder dengan petani seperti ini akan menjadi kunci terlaksananya standardisasi baik sistem maupun produk hasil usaha tani.