Tingkatkan Kapasitas Petani di Natuna: BSIP Kepri Narasumber SL Proliga Cabai
Natuna - Program Sekolah Lapang (SL) Produksi Lipat Ganda (Proliga) Cabai yang diselenggarakan oleh Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Kesehatan Hewan (DKPPKH) Provinsi Kepulauan Riau bertujuan untuk meningkatkan kapasitas petani di Kabupaten Natuna, khususnya dalam budidaya cabai. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Bunguran Timur dan menghadirkan narasumber dari BSIP Kepulauan Riau, Penyuluh Pertanian Ahli Muda, Jonri Suhendra Sitompul, S.P (5/11).
Peserta SL terdiri dari perwakilan 10 kelompok tani, yang berasal dari Kecamatan Bunguran Timur, Bunguran Tengah, Bunguran Barat, Bunguran Selatan, dan Bunguran Timur Laut, sebanyak 50 orang. Selain perwakilan kelompok tani, penyuluh pertanian lapangan, dan staf BPP Bunguran Timur, turut hadir dalam kegiatan tersebut bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas Kelurahan Bandarsyah.
Acara dibuka oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Natuna yang diwakili oleh Penyuluh Pertanian Ahli Muda, Ice Rifa Yanti, S.TP., dilanjutkan sambutan dari Lurah Bandarsyah yang diwakili oleh Kasi PPKS, Riduan. Penyerahan secara simbolis sarana pendukung SL Proliga oleh DKPPKH Provinsi Kepulauan Riau kepada peserta, diwakili oleh Syarifah Nur Aisyah, menyusul rangkaian acara hari ini. Tiba pada puncaknya, pemaparan materi disampaikan oleh narasumber dari BSIP Kepri.
Pada kegiatan ini, narasumber memberikan pemaparan mengenai penerapan teknologi Proliga Cabai dan membagikan pengetahuan serta keterampilan praktis kepada peserta. Mengacu pada Permentan RI No.22 Tahun 2021 tentang Praktik Hortikultura yang Baik, Penyuluh BSIP Kepri, Jonri Suhendra Sitompul, S.P. menyampaikan kiat-kiat penerapan teknologi Proliga Cabai pada peserta. “Proliga Cabai pada dasarnya menitik beratkan pada 5 komponen dengan tujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas cabai menjadi berlipat ganda. Lima komponen teknologi dalam proliga cabai yang perlu diterapkan meliputi; 1) penggunaan varietas unggul, 2) persemaian sehat, 3) peningkatan kepadatan populasi tanaman, 4) pengelolaan tanah, hara, dan air, dan 5) pengendalian OPT secara terpadu. Dengan penerapan kelima komponen ini, para petani diharapkan dapat mencapai hasil panen yang lebih tinggi dan kualitas produksi yang lebih baik, sesuai dengan prinsip praktik hortikultura yang baik dan berkelanjutan,” ujar Jonri.
Usai pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan lapang dan praktik yang dilaksanakan di lahan milik Bayu, salah satu anggota Kelompok Tani Sual Maju. Dalam sesi ini, peserta diajak untuk melihat langsung penerapan teknik-teknik yang telah dipelajari sebelumnya dalam kondisi nyata di lapangan. Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman praktis, tetapi juga mendorong diskusi interaktif antara peserta tentang tantangan yang mereka hadapi di lapangan dan solusi yang dapat diterapkan.
Melalui praktik langsung, peserta dapat memahami secara mendalam bagaimana teknologi Proliga Cabai dapat diterapkan dalam konteks lokal mereka. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri petani dalam mengimplementasikan teknik yang telah dipelajari, serta memperkuat rasa kebersamaan dan kerjasama antar kelompok tani dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian cabai.